Tuhan Baek Deh….

Pagi itu Omin terlihat semangat sekali. Dia berangkat ke sekolah dengan riangnya, sambil bersiul dan berjalan tegap. Tidak biasanya, ya tidak biasanya Omin bertingkah sangat percaya diri seperti itu.

“Ceria kali kau min?”, tanya Bang Fadli, seorang penambal ban yang mangkal tepat di samping kediaman Omin.

“Iya dong bang, aku mau jadi artis hari ini di sekolahku Bang!”, sahut Omin.

Namaku Omin. Sekolahku terletak di tengah kota yang berhadapan langsung dengan sebuah situs milik negara paling tersohor, Istana Kepresidenan. Hari itu memang beda dari biasanya, seluruh siswa ramai berkeliaran di halaman sekolah. Di sudut kanan, terlihat segerombolan “berandalan” ingusan yang sedang menginterogasi adik kelasnya dengan gertakan dan dengan cara keroyokan. Sudut kiri pojok, anak-anak yang didominasi oleh siswa berkacamata tebal dan selalu membawa buku pelajaran ketika bel istirahat sudah berbunyi, bahkan sampai ketika menyembah Tuhan pun mereka tetap memegang buku.

“Hmm,.siapa sebenernya Tuhan mereka?!”, gumamku dalam hati.

Di bawah pohon besar dekat pagar sekolah, inilah tempatku bernaung, lebih tepatnya para siswa yang benar-benar bingung mau bergabung dengan genk mana di sekolah ini. Jadi berandalan?

Continue reading